Sepertinya itu bukan hanya peribahasa, kemarin sore aku menonton berita dimana pewawancara sedang mewawancarai seorang ibu yang sedang dipidanakan oleh putri kandungnya sendiri hanya karena beliau mengusik harta si anak.
mungkin aku yang terlalu naif, atau aku yang tidak tahu bahwa kejadian seperti ini ada dan nyata di dunia.
sepertinya terlalu jauh dari bayanganku tentang hubungan orang tua dan anak.
Artijah namanya seorang yang sudah tua renta, beliau mengambil kayu dari lahan anak kandungnya sendiri dan alhasil si anak jadi marah serta merta langsung melaporkan si ibu ke kantor polisi.
Baiklah, mungkin memang si Ibu salah, dia mengambil harta dari anaknya tanpa persetujuan, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiii...haruskah si anak membalasnya sedemikian rupa???
tidak ingatkah dia dulu untuk mengandungnya sampai melahirkan si Ibu harus bersusah payah?!
berapa harga yang seharusnya dia bayar untuk mengganti perjuangan Ibunya mengadu nyawa untuk melahirkannya?
berapa kepingan emas yang bisa dia bayar untuk mengganti semua kepayahan untuk membesarkannya?!
lupakah dia dulu dia buang air seenaknya ketika Ibunya sedang makan?berapa rupiah dia bisa menggantinya?
dan saya yakin dia tidak bisa seperti sekarang tanpa bantuan, kasih sayang, air mata dan doa restu dari Ibunya..
Astaghfirullah..aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa setega itu?
apakah dia masih bisa makan kenyang ketika Ibunya harus makan dengan porsi dan waktu dijatah?
bisakah dia tidur nyenyak ketika si Ibu harus tidur entah dengan kasur atau hanya tikar saja di penjara sana?
dan tahukah kamu ketika si Ibu di tanya apakah dia akan memaafkan anaknya yang telah menjebloskan dia ke penjara?
dengan berurai airmata beliau berbicara dengan bahasanya bahwa walaupun sakit hati dengan perlakuan anaknya terhadapnya beliau akan tetap memaafkannya karena walau bagaimanapun dia adalah anaknya..
Subhanallah...begitulah kasih Ibu..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar