2013-04-26

nasehat dari seorang sahabat..

Entahlah, seorang Anne Ahira mampu membaca pikiran saya atau memang beliau hanya kebetulan mengirimkan email nasehat yang memang sedang saya rasakan. karena akhir-akhir ini emosi saya seperti sedang berpesta, tidak terkendali atau memang saya yang tidak bisa mengendalikan?
saya hampir resign hanya karena emosi pada rekan kerja, kalau saja wajah anak dan ibunda saya tidak terlintas, mungkin saya dengan sombongnya mengajukan surat pengunduran diri, tapi untunglah saya masih disadarkan atas tanggung jawab saya.
berikut nasehat dari sahabat saya yang mungkin juga bisa bermanfaat untuk anda semua.

"Emosi Anda adalah budak dari pikiran
Anda dan Anda adalah budak dari emosi
Anda" - Elizabeth Gilbert
Dear Nenti,
Manusia hanya punya dua pilihan
ketika bicara emosi. Mengendalikan
emosi atau justru sebaliknya
dikendalikan olehnya.
Emosi dapat berdampak pada karir
Anda. Seperti yang dialami pegolf
legendaris Bobby Jones. Jones adalah
pegolf dengan kemampuan yang luar
biasa. Ia mulai bermain golf di usia
5 tahun di tahun 1907. Sebelum
berusia 12 tahun, ia telah berhasil
memperoleh angka di bawah par, sebuah
keberhasilan yang tidak dapat dicapai
oleh sebagian besar pemain golf
sepanjang umur hidupnya bermain golf.
Pada usia 14 tahun, ia mendapat
kualifikasi untuk mengikuti kejuaraan
golf amatir Amerika Serikat. Ternyata
Jones tidak berhasil menang dalam
acara itu, karena ia sering
kehilangan kendali emosinya dan tidak
mampu bermain baik. Sampai-sampai ia
dijuluki club thrower atau orang yang
suka melempar tongkat golf. 
Seorang pegolf lebih senior yang
dipanggil Grandpa Bart memberinya
nasihat. "Kau takkan pernah menang
kalau kau tidak dapat mengendalikan
emosimu." Jones menerima nasihat ini
dan mulai belajar mendisiplinkan
emosinya.
Pada usia 21 tahun, Jones mulai
berkembang dan selanjutnya menjadi
pemain golf terbesar dalam sejarah.
Ia pensiun dari golf pada usia 28
tahun setelah memenangi  Grand Slam
golf. Grandpa Bart mengomentarinya,
"Bobby berusia 14 tahun ketika ia
menguasai permainan golf, tetapi baru
pada usia 21 tahun ia mampu menguasai
diri sendiri."
Nenti, jangan biarkan karir Anda yang
tengah menanjak rusak hanya gara-gara
emosi.

kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah..

Sepertinya itu bukan hanya peribahasa, kemarin sore aku menonton berita dimana pewawancara sedang mewawancarai seorang ibu yang sedang dipidanakan oleh putri kandungnya sendiri hanya karena beliau mengusik harta si anak.

mungkin aku yang terlalu naif, atau aku yang tidak tahu bahwa kejadian seperti ini ada dan nyata di dunia.
sepertinya terlalu jauh dari bayanganku tentang hubungan orang tua dan anak.

Artijah namanya seorang yang sudah tua renta, beliau mengambil kayu dari lahan anak kandungnya sendiri dan alhasil si anak jadi marah serta merta langsung melaporkan si ibu ke kantor polisi.

Baiklah, mungkin memang si Ibu salah, dia mengambil harta dari anaknya tanpa persetujuan, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiii...haruskah si anak membalasnya sedemikian rupa???
tidak ingatkah dia dulu untuk mengandungnya sampai melahirkan si Ibu harus bersusah payah?!
berapa harga yang seharusnya dia bayar untuk mengganti perjuangan Ibunya mengadu nyawa untuk melahirkannya?
berapa kepingan emas yang bisa dia bayar untuk mengganti semua kepayahan untuk membesarkannya?!
lupakah dia dulu dia buang air seenaknya ketika Ibunya sedang makan?berapa rupiah dia bisa menggantinya?
dan saya yakin dia tidak bisa seperti sekarang tanpa bantuan, kasih sayang, air mata  dan doa restu dari Ibunya..
Astaghfirullah..aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa setega itu?
apakah dia masih bisa makan kenyang ketika Ibunya harus makan dengan porsi dan waktu dijatah?
bisakah dia tidur nyenyak ketika si Ibu harus tidur entah dengan kasur atau hanya tikar saja di penjara sana?

dan tahukah kamu ketika si Ibu di tanya apakah dia akan memaafkan anaknya yang telah menjebloskan dia ke penjara?
dengan berurai airmata beliau berbicara dengan bahasanya bahwa walaupun  sakit hati dengan perlakuan anaknya terhadapnya beliau akan tetap memaafkannya karena walau bagaimanapun dia adalah anaknya..
Subhanallah...begitulah kasih Ibu..